Uncategorized

Dubes AS Klaim Dukung Divestasi Saham Freeport

SIBERNAS.COM, JAKARTA — Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr menyatakan negaranya mendukung penuh divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, divestasi saham tersebut merupakan solusi menguntungkan tidak hanya bagi Indonesia tapi juga pemilik saham Freeport.

“Presiden Jokowi telah menyerukan solusi saling menguntungkan pada masyarakat Papua, Indonesia dan pemilik saham Freeport, dan kami setujui dengan seruan tersebut,” katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (24/9).

Selain menyatakan dukungan atas divestasi saham Freeport, Donovan mengatakan investor AS juga masih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia secara keseluruhan maupun di Papua. Namun, investasi akan bergantung pada kesanggupan dari pemerintah Indonesia menyediakan dan menciptakan lingkungan investasi yang kondusif bagi investor.

Selain itu, investasi juga akan bergantung pada kepastian hukum. Donovan mengatakan untuk menjalankan investasi di Indonesia, investor asal negaranya butuh kepastian kontrak dan hukum. “Kalau pemerintah Indonesia bertindak adil terhadap perusahaan AS yang di sini, maka perusahaan lain akan turut berinvestasi di sini,” katanya.

Donovan mengatakan perusahaan AS yang sudah berinvestasi di Indonesia memegang peranan penting terhadap investasi perusahaan negaranya di Indonesia. “Mereka yang menentukan perusahaan lain akan datang atau tidak,” katanya.

Pemerintah Indonesia ingin mengambil alih 51 persen saham Freeport dan mengalihkannya ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Pertengahan Juli lalu, mereka telah membuat kesepakatan awal atas rencana pengambilalihan tersebut.

Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin usai penandatanganan mengatakan proses divestasi 51 persen saham tersebut akan dirampungkan Agustus kemarin. Tapi, sampai saat ini proses tersebut belum rampung juga.

Menteri ESDM Ignasius Jonan awal bulan ini memastikan September ini, transaksi divestasi saham bisa dilakukan. Menurutnya, langkah tersebut bisa dilakukan setelah Inalum mengantongi pinjaman senilai US$3,85 miliar atau Rp55,4 triliun yang dibutuhkan untuk divestasi tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.