SUMSEL

BPBD Sumsel Gelar Apel Siaga Karhutla

Sibernas.com, Palembang-BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah memperkirakan bahwa musim kemarau tahun ini sudah dimulai per Juni ini. Meski masih tercatat masih ada potensi hujan, namun kesiapsiagaan dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan harus dilakukan.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan menyiagakan personel dan peralatan untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla tahun 2022. Bahkan, status siaga karhutla di provinsi itu telah diberlakukan sejak 19 April 2022 sampai November 2022.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel), Iriansyah, mengatakan terdapat 925 personel yang terdiri dari banyak pihak untuk siaga karhutla tahun ini. “Semua kita libatkan mulai dari TNI/Polri, masyarakat, hingga perusahaan konsesi,” katanya saat acara apel siaga karhutla, Rabu (22/06/2022).

Selain itu, peralatan dan karhutla sebagian telah tersebar di lokasi atau daerah rawan karhutla. Seperti, kendaraan operasional, rescue dan truk, kendaraan pemadam, minilog dan mesin pompa. “lahan Sumsel cukup luas mencapai hampir 9 juta hektare. Dari luasan tersebut, sebanyak 3,8 juta ha merupakan areal perkebunan dan 1,2 juta ha lahan gambut,” ujar Iriansyah

Iriansyah menjelaskan, Lantaran lahan yang cukup luas tersebut, kata dia, maka pencegahan dan penanganan karhutla harus melibatkan pihak di daerah, termasuk pemerintah kabupaten/kota. “Lahan itu adanya kan di desa-desa yang jauh, makanya perlu mengajak pemda setempat untuk mencegah karhutla,” jelasnya

Lebih lanjut diungkapkannya, pihaknya telah memetakan ada 12 kabupaten/kota rawan karhutla pada tahun ini. Salah satunya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin (Muba), Musi Rawas Utara (Muratara), Ogan Komering Ulu (OKU) dan Muara Enim. “Apalagi untuk daerah yang punya lahan gambut, ini jadi tantangan terbesar karena kalau di gambut itu sulit padam berapa pun tenaga yang kita kerahkan,” ungkap Iriansyah

Sementara itu, Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan pentingnya untuk tidak membiarkan api membesar sehingga sulit dikendalikan. “Oleh karena itu, seluruh unsur pemerintah di daerah harus tanggap dalam menyikapi hal tersebut,” katanya.

Lebih lanjut diungkapkannya, kebakaran terjadi di lokasi rawan di desa-desa, untuk itu tentu unsur satuan terkecil di desa harus lebih tanggap. “Sehingga saya minta bupati dapat memberdayakan aparat terkecilnya di desa, agar dapat lebih optimal dan lebih maksimal dalam mengendalikan karhutla,” ungkap Deru

reporter : maulana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *