PALEMBANG

500 Hektar Sawah Berharap Sumber Air Cukup

Sibernas.com, Palembang-Hujan beberapa hari terakhir mulai mengguyur Kota Palembang menjadi angin segar bagi para petani. Dengan demikian diharapkan sumber air cukup untuk tanam dua kali tahun ini setidaknya 500 hektar.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Sayuti mengatakan, lahan pertanian yang tersebar di pinggiran Sungai Musi, memiliki luas lahan yang masih sangat menjanjikan, 4.070 hektar sawah tersebar di beberapa kecamatan.

“Kita sudah mengalakan program khusus mempercepat proses pengolahan tanah tanam dua kali dalam satu tahun,” kata Sayuti, Kamis (26/9/2019).

Dikatakannya, ribuan hektar sawah di Kota Palembang tersebut telah melewati masa tanam dan panen. Meski belum mendapatkan angka pasti hasil panen, namun diharapkan sama dengan tahun lalu 27 ribu ton.

“Musim kemarau tahun ini cukup mengeringkan lahan pertanian dan sumber air menjadi berkurang. Sekarang sudah ada hujan walau sedikit September ini petani kita sedang proses tanam dua kali dan petani berharap sumber air cukup,” katanya.

Lihat Juga :  Target Juara Umum 1, Pemkot Palembang Lepas 54 Peserta MTQ Tingkat Provinsi

Tanam dua kali yang dilakukan dalam satu tahun ini untuk memaksimalkan hasil panen para petani. Sawah yang akan ditanami dua kali ini daerah Gandus, Kertapati dan Kalidoni. Diakuinya karena Sungai Musi yang sudah surut cukup jauh berdampak pada anak sungai yang juga ikut surut.

“Karena surut dan menyebabkan kekurangan sumber air, sehingga kita antisipasi sejak awal kemarau menggunakan pompanisasi,” ujarnya.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II, Bambang Beny Setiaji mengatakan, hujan beberapa hari terakhir ini seiring dengan matahari yang menuju Ekuator (Khatulistiwa) menyebabkan perubahan dinamika atmosfer yang cukup baik untuk pertumbuhan awan-awan hujan.

Seperti yang telah diperkirakan BMKG sebelumnya tanggal 23-24 September 2019 terjadi hujan yang hampir merata di seluruh Sumsel. Hal ini disebabkan energi matahari yang tadinya berada di belahan bumi utara berlahan pindah ke ekuator dimana terjadi pergerakan angin karena perubahan pola posisi tekanan rendah.

Tekanan rendah yang mulai muncul di Samudera Hindia dan Australia menyebabkan potensi masuknya pasokan uap air yang cukup dari Laut Cina Selatan ke wilayah Sumsel untuk mekanisme pertumbuhan awan.

“Hal ini akan berlangsung terus secara fluktuatif hingga masuknya musim hujan yang diperkirakan pertengahan-akhir Oktober nanti,” jelasnya.

Reporter : Kamayel Ar-Razi
Editor : Zahid Blandino

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.