SUMSEL

Gubernur Sumsel Minta Bulog Serap Maksimal Beras Petani

Sibernas.com, Palembang-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) meminta kepada Perum Bulog Divre Sumsel Babel untuk menyerap beras dari Petani secara maksimal. Hal ini diungkapkan Gubernur Sumsel, H Herman Deru saat memberikan keterangan di Ruang Rapat Gubernur Sumsel, Rabu (31/03/2021)

Deru mengatakan, dirinya meminta kepada Bulog agar semaksimal mungkin melakukan penyerapan beras milik petani. “Saya memanggil Bulog, DPRD dan semua pihak terkait dengan pangan di Sumsel. Saya sudah menginstruksikan kepada Bulog untuk lebih sensitif dengan pasar. Ada guncangan di tengah petani bahwa harga jual dibawah HPP. Ini ada unsur paniknya juga,” katanya

Lanjutnya, saat ini produksi beras di Sumsel sedang meningkat. Bahkan di tahun lalu, produksi di Sumsel tercatat 2,7 juta ton GKG. “Kita berterima kasih kepada petani karena sudah memaksimalkan produksi beras di Sumsel. Tapi memang untuk bisa mengatur harga jual, harus ada strategi. Diantaranya, jadwal panen dan waktu penjualan oleh petani harus diatur,” ujar Deru

Deru menjelaskan, Bulog Sumsel Babel sudah menyerap beras dan gabah petani sejak Januari 2021 lalu. Ada banyak daerah yang sudah melakukan panen sejak awal tahun, dan Bulog sudah melakukan penyerapan lebih awal. “Petani bahkan sudah banyak yang panen dalam skala besar. Bulog ini menyerap secara teratur, dari Januari sebenarnya sudah lakukan penyerapan. Yang kita lakukan adalah bagaimana caranya agar faktor psikologi petani yang harus dibenahi agar tidak panik. Saya ingin meyakinkan petani agar tidak kuatir dengan harga jual beras yang jeblok saat ini, karena semua pihak sudah bergerak untuk mencari jalan keluar,” jelasnya

Lihat Juga :  Libur Idul Fitri 1445 H, 188,481 Orang Naik LRT

Lebih lanjut diungkapkannya, pihaknya menghimbau kepada Bupati dan Walikota untuk sama-sama berpihak pada petani. Ini dilakukan agar dapat membantu petani dalam kondisi konkrit, dengan mendukung Bulog agar membeli beras petani dengan layak. Pemerintah daerah juga diminta untuk bisa mengatur pola panen apalagi di daerah pertanian irigasi teknis. “Kapan waktu panen kapan waktu tanam, harus bisa diatur. Sehingga panen secara bersamaan tidak terjadi. Karena akibatnya, akan berdampak pada harga jual ditingkat petani,” ungkap Deru

Deru menambahkan, kepada petani dirinya meminta untuk tidak risau dengan masalah impor beras, sebab sudah dipastikan Presiden RI bahwa tidak akan ada impor beras hingga Juni mendatang. “Kita sangat berterimakasih dengan petani karena sudah meningkatkan produksi padi tahun ini melalui ekstensifikasi dan intensifikasi, namun kita butuh menyampaikan kepada petani melalui tenaga penyuluh pertanian agar bisa bersabar untuk menjual hasil produksinya hingga menunggu harga jual kembali stabil,” katanya

Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Divre Sumsel Babel, Ahmad Ali Najih Amsari mengatakan, pihaknya siap mengoptimalkan penyerapan beras ditingkat petani sesuai dengan HPP yang ada. “Kita siap menyerap beras petani, bahkan Sabtu dan Minggu pun tetap kerja. Target kita, dalam sehari mampu menyerap hingga 700 ton beras petani,” katanya

Lihat Juga :  Libur Idul Fitri 1445 H, 188,481 Orang Naik LRT

Sampai saat ini, per 31 Maret 2021 sudah ada penyerapan beras di wilayah Sumsel mencapai 16.000 ton beras petani. Sementara target Bulog untuk di wilayah Sumsel dan Babel bisa menyerap hingga 80.000 ton beras. “Sekarang realisasi kita (Bulog Sumsel Babel) masuk sebagai nomor empat besar penyerapan se-Indonesia. Dari 80.000 ton target kita, per hari ini penyerapan sudah sampai 16.000 ton, karena per hari kita bisa serap sampai 700 ton beras petani,” ujar Ahmad

Ahmad mengungkapkan, agar petani bisa mendapatkan harga jual yang sesuai dengan HPP, diharapkan bisa menahan penjualan saat ini. “Petani saat ini ingin cepat menjual gabah hasil panennya, harusnya petani bisa menjaga jual gabah, harus sabar agar harganya tetap terjaga. Kekuatiran petani memang takut jika hasil panennya tidak bisa diserap. Karena inilah juga kami melakukan penyerapan, bahkan di hari Sabtu dan Minggu,” ungkapnya

Ditambahkannya, pihaknya juga menyiapkan gudang-gudang penyimpanan hasil serapan beras dari petani. “Kita proaktif dan komunikasi dengan Gapoktan, tim satgas kita selalu memantau titik-titik mana yang harga jual beras petani yang masih rendah, jadi ketika ada di satu wilayah yang masih rendah akan kita datangi dan kita beli di sana. Untuk kapasitas gudang kita lebih dari cukup untuk penyerapan hingga Juni nanti. Saat ini kita fokus pada penyerapan,” Kata Ahmad

Reporter : Maulana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.