PENDIDIKAN

Sekolah ABK Buka Layanan Wali Murid yang Gaptek

Sibernas.com, Palembang-Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP di Kota Palembang resmi dimulai. Sebagaimana instruksi Dinas Pendidikan Kota Palembang bahwa saat momen Pandemi Covid-19, proses pendaftaran dilakukan secara online.

Kendati pun sudah diumumkan, namun banyak diketahui masyarakat ada yang gagal teknologi (gaptek) yang membuat siswa sulit mendaftar.

Guna membantu wali murid agar siswanya bisa mendaftar PPDB ke jenjang SMP, maka pihak SD Negeri 30 membuka layanan bantuan untuk para wali murid yang kesulitan mendaftar online.

Seperti dikatakan Sri Astuti, Wali Murid dari Meilina Syafrani, siswa kelas VI SDN 30 yang baru saja lulus tahun ajaran 2020 yang hari ini mengunjungi Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut untuk meminta bantuan agar anaknya didaftarkan secara online ke jenjang SMP.

Lihat Juga :  Ribuan Guru Dijanjikan Uang Insentif Kuota Internet

“Dari rumah sulit daftar, untung guru-guru di SDN 30 bisa bantu daftarkan secara online,” tuturnya, Senin (11/5/2020).

Menurut Sri Astuti, dengan adanya bantuan dari guru, ia merasa terbantu karena dirinya hanya membawa berkas Kartu Keluarga (KK) dan Akte Kelahiran anaknya untuk didaftarkan secara online.

Sementara itu dikatakan Kepala SDN 30 Nuraini, SPd, MM, mengatakan, bahwa layanan bantuan ke wali murid tersebut merupakan inisiatif sekolah. Pasalnya, diketahui banyak masyarakat yang belum mampu mendaftar secara online.

“Hari ini ada 30 wali murid yang datang ke sekolah. Kita memahami, karena ada orang tua yang tidak paham IT bahkan ada yang tak punya HP,” urainya.

Lihat Juga :  Ribuan Guru Dijanjikan Uang Insentif Kuota Internet

Menurutnya, tahun ini ada 120 siswa yang lulus dan siap mengikuti PPDB ke jenjang SMP atau sederajat. Menurutnya, untuk zonasi SDN 30 Palembang akan masuk ke radiasi jenjang SMPN 13 Palembang.

Meski demikian dari 120 siswa ada yang ikut jalur Penelusuran Minat dan Prestasi Akademik (PMPA) di sekolah pilihan siswa, dan ada juga yang masuk ke pesantren.

“Jadi sekolah ini merupakan satu-satunya SDN yang menerima siswa inklusi. Dan dari 120 siswa yang lulus yang secara kasat mata siswa inklusi ada 10 orang. Sisanya semua normal,” pungkasnya.

Reporter : Sugiarto
Editor : Zahid Blandino

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.