Makna Kue Wajik yang Wajib Ada saat Acara Pernikahan di Lubuklinggau

Sibernas.com, Palembang-Saat mengadakan acara di setiap daerah, pastinya memiliki ragam adat istiadat setempat. Salah satunya syarat wajib kudapan yang disajikan pada acara adat sedekahan dan hajatan.

Salah satunya, kue wajik yang disajikan di acara besar seperti tunangan dan pernikahan. Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), adalah salah satu daerah yang masih kental akan adat menyajikan kue wajik kepada tamu undangan dan keluarga.

Wajik menjadi makanan wajib ada karena memiliki makna dan doa tertentu. Terlebih wajik menjadi makanan tradisional yang wajib dibawa oleh pihak calon pengantin laki-laki saat meminang ke rumah calon pengantin perempuan.

“Kue wajik juga memiliki makna yang mendalam. Kue ini banyak dibuat untuk acara khusus, seperti pernikahan. Teksturnya yang lengket melambangkan harapan agar pengantin selalu bersama dan lengket hingga kakek nenek,” kata Sani, salah satu Ketua Adat Lubuklinggau.

Kue wajik juga mengandung pesan agar pengantin selalu sabar dalam membangun dan mengarungi bahtera rumah tangga. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan hasil akhir yang manis.

Bahan yang harus ada dalam setiap pembuatan kue wajik antara lain beras ketan putih, santan dan kelapa goreng. Beras ketan baik dikonsumsi karena mengandung karbohidrat yang mampu memberikan energi bagi tubuh. Sementara santan juga mengandung banyak minyak nabati yang diperlukan tubuh.

Untuk pemanis, bahan yang kerap digunakan adalah gula merah. Berdasarkan jumlah gula yang dapat diproses oleh pankreas, gula merah terbilang lebih sehat daripada jenis gula lain. Selain itu, daun pandan juga kerap ditambahkan sebagai pemberi aroma dan pewarna alami wajik.

Reporter: Trijumartini