Hari Ketiga, Seniman Gelar Ekspresi Melukis dan Membaca Puisi

SIBERNAS.com, Palembang-Guna memperingati perjuangan para pejuang di pertempuran lima hari lima malam, para seniman Palembang menggelar kegiatan ekspresi melukis dan membaca puisi di Halaman Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Palembang, Selasa (3/1/2023).
Perang/pertempuran lima hari lima malam di Palembang merupakan peristiwa perlawanan tentara Indonesia (TRI) terhadap serangan pasukan tentara Belanda (NICA) yang terjadi selama lima hari berturut-turut sejak tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Upaya Belanda untuk menguasai kembali Indonesia ditempuh dengan tiga cara yaitu aksi militer, melakukan pembentukan negara boneka, dan menjaga agar Indonesia tetap berada di bawah kekuasaan mereka.
Palembang adalah salah satu wilayah strategis Indonesia yang menjadi tujuan Belanda untuk kembali mereka kuasai karena kekayaan alamnya serta potensi Palembang sebagai pusat pemerintahan, kekuatan militer, dan kegiatan politik maupun ekonomi di Sumatera Selatan (Sumsel).
Sementara itu bagi rakyat Palembang, pertempuran ini menjadi momentum perjuangan mereka untuk mempertahankan tanahnya agar tindakan penjajahan tidak terulang kembali pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Dedi Irwanto sebagai Sejarawan Palembang yang juga ketua panitia pelaksana acara mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengingat sejarah dan tidak melupakan sejarah selama 76 tahun yang lalu.
Kegiatan ini juga menggandeng 85 komunitas dalam meneriahkannya. Juga diramaikan oleh anak-anak sekolah, mahasiswa dan warga sekitar.
“Kami berharap pemerintah turut ikut bergabung memperingati perjuangan pahlawan,” katanya.
Kegiatan ini juga bertujuan membangun semangan bagi generasi muda. Bahwa sebelum merdeka ada perang heroik.
“Anak-anak sekolah hadir juga, secara filosofi membawa dampak besar bagi generasi muda bahwa beberapa tahun lalu ada peristiwa besar. Kita kenalkan sejarah dan generasi muda harus ingat dan tidak boleh melupakan sejarah,” katanya.
Sebelumnya, peringatan perang lima hari lima malam di Palembang, Minggu (1/1/2023) digelar diskusi dan nonton bareng film sejarah perjuangan. Kemudian Senin (2/1/2023) dilanjutkan dengan kegiatan diskusi sejarah dan budaya dengan tema ‘Nasib Sejarah dan Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang’.
Diskusi sejarah dan budaya tersebut dengan narasumber budayawan Sumsel Vebri Al Lintani, Penggiat Budaya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Wanda Lesmana, dilanjutkan dengan nonton bareng film Kadet 1947.
Seniman Palembang Fir Azwar mengatakan, kegiatan dilaksanakan selama lima hari. Pada hari ketiga, masyarakat umum diajak untuk melukis bersama dan membaca puisi perjuangan untuk mengekspresikan sengitnya pertempuran saat itu.
“Terdapat nilai patriotisme, dan kemerdekaan tidak didapat secara gratis. Ada pertempuran darah dan nyawa salah satunya ada pertempuran 5 hari 5 malam ini,” katanya.
Ia mengatakan, warga dapat melihat hasil lukisan dari sepuluh seniman yang melukis disepuluh kanvas lalu digabungkan. Tak hanya itu, ada juga pembacaan puisi perjuangan oleh beberapa warga juga siswa.
Budayawan Palembang Vebri Allintani mengungkapkan terdapat banyak cara mengekspresikan peringatan ini.
“Besok (hari ini-red) akan ada juga pameran barang jadul, sepeda ontel dan pada malam keempat kita akan ada seribu lilin di pelantaran Monpera. Dan juga renungan suci mengenang perjuangan para pahlawan,” katanya.
Reporter: Trijumartini
Editor: Ferly M