RSI AR-RASYID

Tips Mental Sehat di Era Gencarnya Informasi Media Sosial

SIBERNAS.com, Palembang-Saat ini media sosial tidak asing lagi telinga masyarakat, karena berkat media sosial sedikit banyaknya membuat hidup menjadi sangat terbantu. Namun, dari sekian banyak sisi positifnya, tentu tidak lepas pula dengan sisi negatifnya.

Menurut Dokter Kejiwaan RSI Ar Rasyid Palembang dr Adhe Herawaty, SpKJ, bermain media sosial sebenarnya cukup mudah dan dapat kita lakukan setiap saat. Hanya diperlukan perangkat komunikasi seperti telepon genggam dan koneksi jaringan internet yang baik, kita sudah dapat mengakses media sosial apapun.

Tidak heran di mana-mana kita banyak melihat orang asyik dengan telepon genggamnya. Baik orang tua maupun anak-anak, di kantor, di pusat perbelanjaan, maupun di tempat lain sibuk dengan aktivitas ini. Aktivitas yang mereka lakukan kebanyakan adalah mengakses media sosial tentunya dengan bermacam-macam tujuan.

“Aktivitas ini tentunya akan memberikan manfaat yang baik bila dilakukan dengan cara-cara yang bijak dan santun,” ujar Anggota IAD Daerah Banyuasin.

Walaupun yang dihadapi adalah dunia maya dimana kita tidak secara langsung berhadapan muka dengan orang yang dituju, kita hendaknya tetap memegang norma baik norma kesopanan, susila, agama maupun hukum.

“Tetap diperlukan kehati-hatian saat kita menggunakan media sosial misalnya saat mengunggah atau mengomentari suatu tulisan atau gambar,” ujar Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Masing-masing individu memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Gabungan antara sifat seseorang yang diturunkan dari orangtua dengan karakter yang terbentuk karena pengaruh lingkungan, pola asuh serta peristiwa masa lalu akan membentuk berbagai macam kepribadian.

Pada dasarnya masing-masing individu akan mempunyai gabungan ciri kepribadian tertentu walaupun tetap akan ada yang paling menonjol. Kepribadian inilah yang dapat memengaruhi cara seseorang dalam berpikir dan bertingkah laku.

Ciri kepribadian ini juga dapat dikaitkan dengan perilaku seseorang dalam bermedia sosial. Tidak jarang kita melihat aktivitas seseorang yang sangat aktif di dunia maya.

“Setiap aktivitasnya dari bangun tidur sampai tidur kembali bahkan bisa kita ketahui lewat akun media sosialnya. Hal ini salah satunya dipengaruhi tipe kepribadian tertentu yang cenderung ingin menjadi pusat perhatian misalnya. Atau mungkin sebaliknya kita melihat seseorang hanya menjadi penonton dalam media sosial tanpa ikut melibatkan diri secara aktif,” katanya.

Menurutnya, poin paling penting yang perlu diperhatikan dalam bermedia sosial adalah jangan sampai aktivitas yang diperbuat merugikan diri sendiri terlebih lagi orang lain. Bersikaplah bijak dan santun saat bermedia sosial.

Adapun Hal-hal yang bisa kita lakukan saat menggunakan sebuah media sosial antara lain:

1. Pahami maksud dan tujuan
Hal pertama -yang harus kita perhatikan adalah kita harus memahami terlebih dahulu maksud dan tujuan kita dalam bermedia sosial. Jika kita paham maksud dan tujuan bermedia sosial maka itu dapat menjadi semacam rambu pengingat bagi kita.

“Terkadang tujuan kita menggunakan media sosial tidak hanya satu, misalnya selain kita ingin memperluas pergaulan kita juga ingin memperlihatkan eksistensi kita. Hal ini sebenarnya wajar-wajar saja selagi tidak keluar dari norma-norma yang ada. Saat kita mulai melenceng mulailah untuk mengingat kembali tujuan awal kita,”jelasnya.

2. Berhati-hati dengan emosi.
Saat suasana perasaan kita sedang tidak baik misalnya sedang sedih atau marah hendaknya kita membatasi diri dalam mengakses media sosial.

Hal ini dikarenakan kita akan cenderung sulit mengontrol pikiran, perasaan dan perbuatan kita. Sering tanpa kita sadari kita meluapkan kemarahan kita, menyalahkan orang lain di media sosial yang pada akhirnya dapat menyinggung perasaan orang lain yang mungkin akan kita sesali di kemudian hari.

“Sangat tidak bijak bila kita memilih media sosial sebagai sarana kita berkeluh kesah. Sebaiknya saat suasana perasaan kurang baik, kurangilah mengakses media sosial terutama hal-hal yang dapat memperburuk suasana hati kita. Sebaiknya carilah orang lain yang dapat membuat kita nyaman untuk ceritakan permasalahan dan mencari jalan keluar. Apabila perlu lakukan relaksasi. Bila kondisinya cukup berat mintalah bantuan tenaga profesional seperti psikiater atau psikolog,”sarannya.

3. Hindari memuat tulisan atau gambar yang mengandung SARA.
Hendaknya konten yang kita unggah dapat menjadi inspirasi dan memotivasi orang di sekitar kita. Pilihlah tulisan atau gambar yang dapat bermanfaat bagi diri kita dan orang lain, Ingatlah bahwa jejak digital akan sulit dihapus.

4. Atur waktu dalam menggunakan media sosial.

Pengaturan ini tentunya harus kita patuhi agar kita tidak terjebak dalam ketergantungan dengan media sosial itu sendiri. Saat mengakses media sosial, salah satu sirkuit pengaturan syaraf otak yang berperan adalah pusat rasa senang.

Inilah yang membuat kita dapat berlama-lama menggunakan media sosial karena kita menikmatinya dan muncul perasaan ingin mengulanginya.

“Lama kelamaan dapat muncul ‘kecanduan’. Hal ini akan ditandai adanya peningkatan frekwensi dan durasi seseorang menggunakan media sosial,”katanya.

Dapat juga timbul rasa tidak nyaman saat tidak mengaksesnya. Pada akhirnya dapat berakhir pada pengabaian dalam aktivitas kita sehari-hari. Saat mulai muncul kondisi yang mengganggu dirinya maupun orang lain maka dapat dikatakan sudah terjadi gangguan ketergantungan.

5. Pilihlah akun-akun yang bermanfaat.

Dunia maya diibaratkan seperti hutan belantara dengan berbagai isi yang beraneka ragam. Perlu bagi kita untuk pandai memilah akun yang ada. Hindari akun-akun negatif yang bertujuan untuk menyebarkan kebencian atau berita-berita yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pilihlah akun-akun yang dapat memberikan kita inspirasi untuk pengembangan diri.

6. Batasi pertemanan.

Khusus untuk  akun media sosial yang bertujuan untuk menambah pertemanan hendaknya kita dapat menyaring orang-orang yang dapat mengkases akun kita. Banyaknya kejahatan yang terjadi di dunia maya membuat kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan yag dapat membahayakan diri dan keluarga kita.

Hindari memberikan informasi pribadi secara rinci seperti identitas kita atau anggota keluarga. Jangan mengundang orang lain untuk dapat berbuat hal kurang baik dikarenakan unggahan kita. Kita tetap harus mengedepankan privacy kita. Media sosial bukanlah ajang untuk mempertontonkan diri, keluarga serta setiap kegiatan kita.

7. Tahu UU ITE.

Kita perlu juga untuk mengetahui mengenai peraturan yang ada berkaitan dengan informasi dan teknologi. Hal ini berguna sebagai rambu peringatan saat kita akan mengunggah suatu tulisan, gambar atau memberikan komentar di media sosial.

Dengan bersikap santun dan bijak dalam bermedia sosial diharapkan kita akan terhindar dari hal-hal yang merugikan diri kita maupun keluarga.

Kita akan melihat media sosial sebagai taman bunga indah yang diisi banyak bunga berwarna-warni bukan sebagai hutan belantara yang menakutkan dan akan menyesatkan kita.

Ambilah sebanyak-banyaknya hal yang bermanfaat dari media sosial dan tinggalkanlah hal-hal yang akan dapat menjerumuskan kita. Mari bermedia sosial dengan santun dan bijak.

Reporter: Trijumartini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.