Mahasiswa Baru UIN RF Jadi Korban Penganiayaan Saat Diksar


SIBERNAS.com, Palembang-Diduga mengalami kekerasan fisik saat tengah mengikuti pendidikan dasar (Diksar) pada Unit Kegiatan Mahasiswa Kampus (UKMK) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang.
Penganiyaan tersebut dialami satu peserta yang tidak mau disebutkan namanya dan saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina Jakabaring Palembang.
Informasi tersebut juga menyebutkan terdapat beberapa mahasiswa UIN yang mengalami perundungan yang diduga dilakukan oleh seniornya.
Informasi tersebut menyebar kedua seluruh grup pesan WhatsApp yang beredarnya yang diketahui korban telah mengikuti program diksar sejak, Kamis (29/9/2022) hingga Minggu, (2/10/2022) di Bumi Perkemahan Gandus.
Diketahui juga diduga ada tindak kecurangan dan ketidakberesan dari kegiatan itu yang tersebar di media sosial (Medsos) di mana korban dipanggil para seniornya untuk dimintai penjelasan terkait postingan tersebut. Hingga korban diinterogasi dan disiksa oleh temannya.
Sementara itu, Mai yang merupakan ibu korban mengaku sangat terpukul saat mengetahui kabar anaknya telah menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar yang diduga dilakukan oleh seniornya tersebut.
Terlebih saat dirinya melihat kondisi wajah Umar dipenuhi lebam dan terdapat luka akibat sudutan api rokok, Mai menilai tindakan tersebut sudah tidak manusiawi.
“Kondisi anak saya saat ini jidatnya bengkak, telinga biru semua, mata bengkak, ada sudutan rokok di muka, kedua lengan biru dan ada banyak bekas jotos di kepala,” terang dia.
Mai mengatakan, atas kejadian tersebut sampai mengalami kondisi psikis yang buruk sehingga berniat tidak ingin melanjutkan perkuliahan kembali.
“Karena kasus ini anak saya jadi kepikiran untuk putus kuliah. Parahnya saat kejadian sampai ikut ditelanjangi oleh pelaku,” sambungnya.
Akibat tak tahan atas rasa sakit yang dirasakan Umar, akhirnya Mai memutuskan untuk membawa anaknya ke Rumah Sakit Hermina di Jakabaring Palembang.
“Kami larikan ke rumah sakit dan dia (korban) masih belum bisa dibesuk dulu. Jujur, dari semalam saya terus-terusan menangis,” ketus Mai.
Kejadian itu sempat didamaikan oleh petugas Polsek Gandus. Bahkan ada surat perjanjian di mana seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung.
“Tapi saya masih tidak bisa terima mereka telah memperlakukan anak kami seperti itu. Mohon keadilan Pak. Siapa lagi yang bisa menolong kami orang kecil ini,” tukasnya.
Meski demikian, fakta lain yang didapatkan dari berbagai sumber terdapat dua korban lainnya yang ternyata telah membuat laporan ke pihak kepolisian setempat.
Kapolsek Gandus AKP Wanda Dhira Bernard kemudian membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, sampai kemarin telah ada dua korban yang membuat laporan atas kasus penganiayaan tersebut.
“Selama menjalankan giat di Bumi Perkemahan ada dua laporan sampai dengan kemarin terkait permasalahan antar mahasiswa,” jelasnya saat dihubungi siang ini.
Ia menambahkan, laporan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kemarin pihak kami sudah mendamaikan kedua belah pihak didampingi orangtua masing-masing,” imbuhnya.
Terpisah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN RF Palembang Dr Hj Hamidah MAg membenarkan adanya informasi mengenai mahasiswa yang menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar UKMK.
“Namun, saya belum mendapat informasi jelas mengenai siapa nama mahasiswanya, tempat lokasi diksarnya,” ujar dia.
Hamidah menegaskan, saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi sebatas WhatsApp grup.
“Jadi belum jelas. Saya juga sudah minta pembinanya. Sebab ada 21 UKMK di UIN ini,” jelasnya. #tim