KALAM

Keutamaan Mencium Kening Istri dan Mencium Tangan Suami Dalam Islam

Sibernas.com,- Bagi sepasang suami istri tentu keharmonisan rumah tangga menjadi prioritas utama yang harus dijaga.

Bagi suami, seorang istri merupakan sumber kekuatan yang selalu memberikan dorongan untuk melakukan segala sesuatu. Sedangkan bagi istri, suami merupakan sumber dari kebaikan dan sebagai kunci surga.

Dalam keseharian sepasang suami istri akan banyak sekali hal-hal yang dapat memberikan kebaikan dan dicatat sebagai pahala oleh Allah SWT, salah satunya mencium kening istri dan mencium tangan suami.

Ketenangan seorang suami terletah di kening istrinya dan sumber ketenangan seorang istri terletak di punggung dan tangan suaminya.

Mencium tangan suami dan mencium kening istri merupakan sebuah simbol dari keharmonisan dalam berumah tangga. Hal ini dipercaya bahwa suami istri ini saling percaya satu sama lain.

Selama, banyak orang yang menganggap bahwa ketika seorang suami mencium kening istri menjadi pertanda bahwa suami memiliki hawa nafsu sexual terhadap istrinya.

Namun, hal ini tentu menjadi berbeda ketika setiap saat suami mencium kening istrinya yang menandakan bahwa ia akan mendapatkan sebuah ketenangan dan ketentraman batin dengan cara tersebut

Sedangkan bagi seorang istri, salah satu cara menunjukkan sebuah keikhlasan dalam menjalankan kehidupannya sebagai istri yaitu dengan mencium tangan suaminya.

Hal ini tidak semata-mata istri mengabdi kepada suami karena menganggap derajatnya lebih tinggi, namun ini menunjukkan bahwa dirinya penuh dengan kasih sayang yang tulus kepada suaminya.

Selain itu, istri harus mengetahui juga bahwa di tangan suaminya terdapat ridho Allah SWT. dengan mencium tangan suami maka diharapkan ridho Allah selalu menyertainya.

Tapi pernahkah kalian bertanya, kenapa yang harus dicium adalah bagian kening istri dan bukan bagian tubuh yang lain?

Ternyata, kening seorang istri memiliki keistimewaan yang lebih. Kening merupakan bagian tubuh yang sangat dekat dengan sajadah tempat kita solat yang menunjukkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Serta kening merupakan bagian tubuh yang akan menjadi saksi ketaqwaan seseorang dan mengaku bahwa Allah Maha Tinggi dan diri manusia sangat rendah.

Kening juga merupakan bagian tubuh yang paling tinggi, sehingga di kening seorang istri akan terhembuskan ketenangan yang diinginkan seorang suami.

Mencium Tangan Suami Menurut Islam

Sebenarnya dalam Islam, tidak diwajibkan bagi seorang istri untuk mencium tangan suami. Namun, jika hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kasih sayang, maka sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:

لَا يَصْلُحُ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ ، وَلَوْ صَلَحَ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا

“Tidak boleh manusia bersujud kepada manusia lainnya. Seandainya manusia diperbolehkan bersujud kepada manusia lainnya niscaya aku akan memerintahkan wanita untuk bersujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suami pada istri”. (HR Ahmad : 12614 dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Shahihul Jami’ : 7725).

Dan juga tercantum dalam Fatwa Islam No : 28906

فلا مانع من تقبيل المرأة يد زوجها، وذلك من حسن العشرة، وهي مأجورة على فعلها سواء كان الدافع لها على تقبيل يد زوجها الطاعة أم الشهوة والله أعلم.

“Tidak mengapa seorang wanita mencium tangan suaminya, dan itu termasuk pergaulan yang baik. Dan ia diberikan pahala atasnya baik faktor yang mendorong untuk melakukannya karena faktor ketaatan maupun faktor syahwat, dan hanya Allah saja yang Maha Mengetahui”.

Dari hadis dan fatwa di atas dapat disimpulkan bahwasannya mencium tangan suami dibolehkan, bahkan mendapat pahala sebagai bentuk pergaulan yang baik antara suami-istri.

Mencium Kening Istri

Salah satu dari keromantisan Rasulullah SAW yang lain adalah, selalu mencium Aisyah, sebelum keluar untuk memulai shalatnya.

“ Rasulullah selalu mencium kening sang istri, sebelum melaksanakan shalatnya, dan tanpa melakukan wudhu dahulu,” (HR Ahmad).

Rasulullah juga terkenal pandai dalam mencuri hati Aisyah. Ketika sang istri sedang merasakan kemarahan, maka beliau akan meredakan kemarahan tersebut dengan cara yang intim dan romantis.

Saat Aisyah marah, maka Rasulullah hanya menyentuh hidung istrinya dengan lembut, dan berkata,

“ Wahai istriku, berdoalah, “ Ya Allah, ya Muhammad, ampunilah segala dosaku, dan lenyapkanlah kemarahanku. Lindungi aku dari segala fitnah yang dapat menyesatkan.

Editor: Ferly M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Contact Us