SUMSEL

967,25 Hektare Lahan di Sumsel Hangus Terbakar

Sibernas.com, Palembang-Sebanyak 967 hektare lahan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) hangus terbakar. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel, Ansori saat diwawancarai, Kamis (15/8/2019).

Ansori mengatakan, kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Sumsel tahun ini sudah 160 kali terjadi. Kejadian ini, terjadi sejak awal Januari lalu hingga Agustus 2019.

“Dari total kejadian tersebut tercatat lahan yang hangus terbakar mencapai 967,25 hektare. Sementara lahan yang berhasil dipadamkan dari total tersebut sekitar 127,01 hektare,” katanya.

Dia menjelaskan, 967, 25 hektare lahan yang terbakar ini tersebar di sejumlah wilayah yang ada di Provinsi Sumsel.

“Ya, di antaranya yaitu di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Lubuk Linggau, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Rawas, Pagar Alam, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan,” ujar Ansori.

Ansori menjelaskan, dari beberapa daerah yang lahannya terbakar, kebakaran lahan terbesar terjadi di Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir yang menghanguskan 139 hektare lahan gambut berupa purun dan semak belukar. Selain itu, baru-baru ini juga yang terbesar terjadi di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba yang menghanguskan 150 hektare lahan gambut.

“Untuk yang di Muara Medak, Muba ini lahan gambut masih terbakar sampai saat ini. Tim Satgas Karhutla juga sedang melakukan pemadaman dengan 3 unit helikopter water bombing di lokasi tersebut,” jelasnya

Lebih lanjut diungkapkannya, untuk helikopter yang tersedia di wilayahnya hingga kini ada 5 helikopter water bombing yang memiliki kapasitas air 4.000 liter (Mi8 RA 22583, MI8 RDPL 34140, MI8 RDPL 34230, KAMOV UR – CIO, dan Mi8 RA 22747). Kemudian ada juga satu unit pesawat Cessna Grand Caravan PK RJV yang digunakan untuk patroli udara.

“Terbaru ini, kita (Sumsel) dapat tambahan batuan helikopter dari sinarmas sebanyak 2 helikopter. B412 dan Superpuma. Bukan itu saja, kita juga dapat bantuan berupa alat berat buat sekat bakar sebanyak 9 alat,” ungkap Ansori.

Sementara itu, Komandan Satgas Karhutla Sumsel, Kolonel Arhanud Sonny Septiono menambahkan, upaya pemadaman menggunakan helikopter di kawasan Musi Banyuasin terkendala oleh jarak yang cukup jauh dari landasan udara dan sumber air yang juga sama jauh. Bahkan, jarak tempuh ke kawasan Bayung Lencir dari Pangkalan Udara Palembang bisa mencapai 1,5 jam.

“Dengan keterbatasan bahan bakar, helikopter hanya bisa melakukan pemadaman selama satu jam sebelum bahan bakar helikopter habis dan kembali ke pangkalan. Maka dari itu Opsinya kita buat semacam terminal bahan bakar sementara di lokasi terdekat dengan sumber api. Namun kendalanya untuk menyimpan bahan bakar di lokasi pun tidak bisa terlalu banyak karena kondisi lapangan yang kurang memungkinkan,” katanya singkat.

Reporter : Maulana
Editor : Zahid Blandino

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.