PALEMBANG

Women Crisis Center (WCC) Palembang Dampingi dan Beri Konseling ART Disekap Majikan di PTC

SIBERNAS.com, Palembang  -Kejadian seorang asisten rumah tangga (ART) yang nekat terjun dari ruko komplek PTC Mall beberapa hari lalu mendapat perhatian khusus dari Women Crisis Center (WCC) Palembang.

Direktur Eksekutif WCC Palembang Yeni Roslaini Izi merasa prihatin dengan kejadian ini. Oleh sebab itu tim WCC segera menyambangi wanita yang diketahui bernama Wayan Indah Kusuma Dewi.

“Rencana ada staf dari WCC yang akan ke rumah sakit sore jni setelah rapat akhir tahun untuk melihat kondisi dari Wayan,” katanya kepada Tribun Sumsel, Rabu (26/12/2018).

Selain melihat kondisi Wayan, sambung Yeni pihak WCC juga akan melakukan konseling atau penyuluhan kepada Wayan. Yeni menjelaskan pihak WCC sendiri akan mendampingi Wayan ke depannya jika yang bersangkutan bersedia.

“Semua keputusan kita serahkan kepada yang bersangkutan,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Women Crisis Center (WCC) Palembang Yeni Roslaini Izi mengatakan, seseorang yang nekat ingin lari dari tempat bekerjanya dipastikan ada masalah.

Masalah tersebut sulit untuk dipikul sehingga menurut si pelaku jalan keluarnya dengan cara kabur dari majikannya.

Lihat Juga :  Lakukan Perbaikan Darurat, Air di Dua Wilayah Pengaliran ini Mati

“Kaburnya seseorang dari tempat apapun itu apalagi Art (Asisten Rumah Tangga) berarti dia tidak betah, dia tidak pamit baik-baik karena tidak boleh (majikan) pasti.”

“Ada sesuatu yang pasti asisten rumah tangga mengalami tekanan, kekerasan baik secara fisik maupun Psikis,” kata Yeni kepada Tribun Sumsel, Selasa (25/12/2018).

Yeni melanjutkan, seseorang berusaha untuk lari karena tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah. Apalagi misalnya seseorang itu diancam atau mengalami kekerasan sehingga ia memilih untuk lari.

“Yang pasti ada sesuatu yang membuatnya memilih untuk kabur atau lari dari tempat ia bekerja,” ucapnya.

“Tidak mungkin seseorang ingin kabur atau lari tanpa ada masalah berat yang dipikulnya sehingga masalah tersebut dapat membuatnya frustrasi dan putus asa sehingga ia bingung untuk keluar dari masalah,” ungkap Yeni .

Namun terlepas dari itu, adanya dugaan soal gaji yang ditahan bahkan alat komunikasi yang juga ditahan adalah salah satu dari kategori Kekerasan Dala Rumah Tangga (KDRT).

Lihat Juga :  Bacagub Mawardi Yahya-Harnojoyo Kunjungi Mantan Gubernur H Alex Noerdin di Lapas Pakjo

Kekerasan, sambung Yeni bukan hanya soal pemukulan, tapi juga menahan hak orang.

Suatu kekerasan yang masuk dalam kategori kekerasan ekonomi karena seseorang tersebut sudah melakukan kewajibannya selama dua bulan.

“Tapi ternyata tidak dibayar oleh orang yang menggunakan jasanya,”

“Membatasi komunikasi dengan pihak luar suatu kekerasan karena memutuskan hubungan orang luar. Apalagi sampai menahan alat komunikasinya. Kecuali kalau dia (PRT) telponan hingga berjam-jam, itu baru salah,” jelasnya. Dilansir dari sumsel.tribunnews.com.(26/12/2018).

Oleh sebab itu, Yeni yang mewakili dari WCC Palembang meminta kepada pihak berwenang, terutama kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan harus diusut dengan teknik yang benar.

“Karena asisten rumah tangga ini kan relasinya tidak seimbang. Karena kan ini antara asisten dan majikan sehingga relasinya tidak seimbang sehingga si asisten rumah tangga ini tentu ada tekanan.”

“Oleh sebab itu untuk menggali kasus yang melibatkan asisten rumah tangga dan majikan perlu teknik sendiri,” ungkap Yeni.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.