PALEMBANG

Anak Asal Palembang Empat Tahun Diperkosa Paman

SIBERNAS.com, Palembang – Seorang anak berinisial EL asal Palembang, Sumatera Selatan, selama empat tahun menjadi korban pemerkosaan oleh pamannya yang berusia 63 tahun. Korban disebut mengalami trauma psikis.

Gita Pragati, relawan yang mendampingi korban, mengatakan kondisi psikologis EL hancur. Bahkan akibat kejadian tersebut, EL, yang kini berusia 14 tahun, tak lagi bersekolah.

“Korban dengar kata ‘Palembang’ saja trauma,” ujar Gita saat ditemui di Rumah Toleransi GP Ansor, Jakarta Pusat, seperti disadur dari cnnindonesia, Sabtu (15/12/2018).

Pemerkosaan dilakukan dengan pemaksaan. Tak hanya dengan kemaluannya, pelaku juga menggunakan sejumlah benda untuk melampiaskan hasrat seksualnya terhadap EL.

Berbagai kekerasan seksual ini dialami oleh EL sejak masih berusia 10 tahun. Pengalaman pahit EL ini kemudian diketahui oleh kakak kandungnya, Linda. Oleh Linda, EL diajak tinggal di Jakarta.

Lihat Juga :  Rumah Pribadi Lebih Nyaman, Pj Walikota Palembang Tak Tempati Rumah Dinas

Seperti dilansir dari globalplanet.news,(15/12/2018). Gita menuturkan pihak keluarga korban yang diwakili Linda sudah melaporkan kejadian ini ke kantor Polda Sumatera Selatan sejak 17 April 2018. Tak hanya itu, mereka juga sudah melaporkan kasus ini ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Bareskrim Mabes Polri pada 18 Mei 2018. Namun berbulan-bulan berlalu, tak ada kemajuan berarti dalam penanganan kasus ini.

“Kami merasa kepolisian menangani hanya secara prosedural, tidak bisa lebih fleksibel,” imbuh Gita.

Posisi kasus saat ini baru sampai pemeriksaan korban dan saksi. Dari tes visum dari ahli psikolog dan RS Polri Kramat jati, korban dinyatakan mengalami trauma psikologis dan kekerasan seksual. Gita menyayangkan kinerja polisi yang lamban dalam kasus ini.

Lihat Juga :  Ini Rate Biaya Umrah, di Bawah itu Waspada Penipuan

“Sekarang pelaku belum tersentuh dan masih berkeliaran,” cetus Gita.

Susiana Affandy dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut polisi menerima kasus ini setelah ada desakan dari pihaknya. Sebelumnya, kata dia, pihak Polda Sumsel enggan menangani kasus ini karena korban jauh dari tempat kejadian perkara.

“Alasan Polda Sumsel tidak mau menyidik di Jakarta karena mengaku tidak punya anggarannya, tapi setelah ditekan baru mau. Ini yang bikin mual, kenapa harus ditekan

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Contact Us