Musuh Tersembunyi Itu Bernama Narkoba
Saat ini, sudah terasa dampaknya bahwa sedang ada kekuatan lain yang akan menghancurkan indonesia melalui narkoba.

SIBERNAS.com – Pemerintah Indonesia menabuh genderang perang terhadap narkoba. Zat aditif berbahaya itu dapat mengahncurkan sebuah bangsa, dan ini terbukti ketika Kekaisaran Tiongkok “melawan” usaha Inggris untuk menguasai negeri itu lewat pasokan candu menjelang akhir abad ke-18.
Kemudian, pecahlah Perang Candu pada tahun 1839-1860 M, setelah Kaisar Daogung menitahkan pelarangan candu pada tahun 1810 M. Perang ini dimenangi Cina dan Inggris terpaksa menandatangani perjanjian untuk tidak memasukkan candu lagi ke Cina. Pada Mei 1839, seluruh pejabat East India Company (EIC), perusahaan dagang Inggris, meninffalkan Kanton. Namun, Cina sempat kalah setelah Inggris melakukan serbuan besar ke daratan itu pada Agustus 1842, dan diakhiri dengan Perjanjian Nanjing. Perang panjang terus berlangsung dan keterlibatan negara-negara Barat yang membantu Inggris, membuat Tiongkok bertekuk lutut hingga pada konvensi yang diratifikasi 18 Oktober 1860, candu menjadi komoditas legal di Cina.

“Sebenarnya, kita saat ini sedang berperang dengan musuh yang sangat berbahaya tetapi tidak tampak, yaitu narkoba. Saat ini, sudah terasa dampaknya bahwa sedang ada kekuatan lain yang akan menghancurkan indonesia melalui narkoba,” kata Ketua Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel, Ika Wahyu Hindaryanti, S.K.M., M.Si.
Hal ini disampaikan Ika saat menjadi pemateri utama dalam Sosialisasi Bahaya Narkoba yang diselenggarakan atas kerja sama BNNP Sumsel, TP PKK Provinsi Sumsel, dan SMAN 6 Palembang, di aula sekolah menengah atas itu, yang terletak di Jl. Sersan Sani, Sekip Ujung, Jumat (30/11/2018).
Ika mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk media, untuk bersama-sama memerangi narkoba. Menurutnya narkoba merupakan ancaman serius bagi suatu bangsa.
“Utamanya, bangsa kita saat ini sedang diserbu oleh candu dari berbagai jenis dan telah memasuki berbagai kalangan. Untuk itu, perlu sinergi dari semua lapisan masyarakat. Tidak bisa hanya mengandalkan BNN,” katanya.
BNN punya program rehabilitasi bagi yang sudah terpapar narkoba. Rehabilitasi saat ini sdh lebih cepat, yaitu hanya enam bulan atau setengah dari waktu rehabilitasi sebelumnya yang mencapai satu tahun.
“Jadi, kalau sudah terpapar narkoba, secepatnya menghubungi pihak BNN untuk direhabilitasi. Jangan takut karena tidak dikenakan hukuman. Rehabilitasi dimulai dari menghilangkan ketergantungan dari narkoba serta hipnoterapi untuk menghilangkan perilaku negatif yang terjadi akibat mengonsumsi narkoba,” kata Ika.
Ika juga mengatakan bahwa hamper pasti semua orang pernah mengonsumsi narkoba. Karena, definisi narkoba adalah obat-obatan yang telah melalui proses pabrikasi yang berguna untuk menghilangkan rasa sakit atau obat bius.
“Bapak-bapak dan siswa laki-laki sudah pasti pernah mengonsumsi narkoba. Jika belum, artinya belum disunat,” ujar Ika, dan langsung disambut tawa hadirin.
Salah satu rangkaian kegiatan adalah penayangan film tentang bagaimana cara kerja narkoba dalam tubuh dan dampak buruk yang diakibatkannya. Narkoba dapat menyebabkan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan seks bebas, karena salah satu pengaruh narkoba adalah meningkatkan libido seksual secara ektrem. Narkoba juga dapat meningkatkan sifat kebinatangan dalam diri manusia, sehingga dapat menyebabkan peningkatan kriminalitas.

Waka Humas SMAN 6, Purnomo, M.Pd., mengatakan bahwa SMAN 6 mengucapakan terimakasih atas terpilihnya sekolah ini sebagai salah satu sekolah terpilih yang menerima sosialisasi bahaya narkoba. Menurut Purnomo, pihaknya selama ini juga aktif mendukung sosialisasi bahaya narkoba, terutama di kalangan remaja melalui berbagai kegiatan. Sedangkan untuk sosialisasi secara khusus, terus diselenggarakan setiap tahun.
Siswa SMAN 6 pun sangat antusias menyimak materi dan lebih seru saat diberikan kuis dari panitia. Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh Tim Nasyid As-Syamil dari SMAN 6 Palembang, yang mengawali acara dengan lagu-lagu bertema Islami. Acara diakhiri dengan foto bersama dengan tagline “Prestasi Yes! Narkoba Mati”.
Reporter: Suhardi Zulbani