SO: Survei Jokowi Saat Ini Kalah, Datang Lagi Pasti Menang
Jokowi mengakui angka surveinya untuk Sumsel sebesar 37 persen. Namun, dia optimis akan naik di atas 50 persen.

SIBERNAS.com, Palembang – Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumsel untuk Jokowi-Ma’ruf resmi terbentuk. Pelantikan TKD Sumsel ini dilakukan Jokowi bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) di Aula Gedung The Sultan Convention Center, Minggu (25/11/2018).
Jokowi hadir di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB. Peserta telah hadir di gedung yang terletak di Jl. Sultan Muhammad Mansyur itu sejak pukul 09.00. Senyampang menunggu calon petahana ini, acara diisi dengan yel yel kemenangan Jokowi-Ma’ruf. Sesaat setelah sampai di atas panggung, Jokowi menyempatkan diri untuk berswafoto.

TKD Sumsel dipimpin H Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumsel periode 2003-2008. Hadir juga Gubernur Sumsel, Herman Deru; mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin; Teten Masduki; Budi Karya Sumadi; Pramono Anung; Ketua umum Golkar, Airlangga Hartarto; dan Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir.
Dalam sambutannya, Syahrial Oesman yang akrab disapa sebagai SO, mengingatkan agar para caleg selain memenangkan diri sebagai anggota legislatif, juga memenangkan Jokowi-Ma’ruf. SO juga memuji Alex Noerdin dan Herman Deru sebagai rekan seperjuangan dalam TKD Sumsel.
Menurut SO, secara survei elektoral Jokowi di Sumsel masih kalah jauh. Tapi, ia berjanji saat nanti jokowi dating lagi ke Sumsel, posisinya sebagai pemenang. Diwawancarai usai acara, SO mengatajan bahwa ia optimis timnya mampu membuat jagoannya menang di atas lima puluh persen. SO juga minta arahan kepada Erick Thohir agar diberikan masukan-masukan. SO optimis karena hampir seluruh tokoh politik Sumsel berada dalam barisan koalisi Jokowi-Ma’ruf.
Waspadai Isu
Tamu yang hadir pada acara pelantikan TKD Sumsel ini merupakan perwakilan dari masing-masing parpol pengusung koalisi, termasuk para calegnya.
Menurut Jokowi, lanskap politik terus berubah. Tidak hanya lanskap politik global, tapi juga nasional. Berkaca pada pengalaman David Cameron yang sangat optimis menang besar dalam pernyataannya tiga minggu sebelum pemilihan, ternyata kalah. Hal yang sama juga terjadi di AS. Semua survei memenangkan Hillary Clinton, tetapi kenyataannya Donald Trump yang menang.
Hal Ini, menurutnya, harus menjadi perhatian seluruh anggota timnya. Yang kedua, soal isu yang cepat sekali menyebar, bahkan tiap detik berubah. Saat ini, isu dapat mengubah perspektif dan keadaan dalam hitungan detik saja. Jokowi juga menyebut beberapa tokoh nasional yang berasal dari Sumsel, termasuk Tito Karnavian. Namun, menurutnya, harus hati-hati karena Tito harus netral.
Jokowi juga me-review perjalanan karier politiknya. Tahun 2004, tidak ada yang mengenal siapa

Jokowi, kecuali di Solo. Dia menyadari bahwa pola sudah berubah, spanduk dan serangan subuh tidak berpengaruh besar lagi. Sementara lawan-lawan politiknya masih menggunakan cara lama, Jokowi sudah melakukan terobosan dan perubahan besar yaitu door to door.
Pola kampanye ini diterapkannya di Solo. Dia menyampaikan visi dan misinya dari pagi hingga malam. Tanpa mengeluarkan uang, karena memang tidak punya uang. Pilkada pertama, menang tipis 37 persen, tetapi pilkada kedua menang telak 91 persen. Di Jakarta juga sama.
“Tahun 2012, gak ada yang kenal Jokowi, tapi saya lakukan hal yang sama. Door to door sampai tengah malam. Menurutnya, hal ini perlu diikuti oleh para caleg dan TKD. Jangan ketergantungan baliho. Perlu iya, tapi lebih penting untuk disampaikan kepada masyarakat door to door, apa saja prestasi pemerintah saat ini.” Katanya.
Jokowi mengatakan bahwa 10 juta Program Keluarga Harapan (PKH) sudah tersalurkan pada masa pemerintahannya. Infrastruktur, contoh di Sumsel ada LRT, Jembatan Musi 4, tambahan fasilitas di Jakabaring. Tol Palindra dan akan ada penyelesaian tol Palembang-Lampung yang akan dilaksanakan pada awal 2019.
Jokowi mengakui angka surveinya untuk Sumsel sebesar 37 persen. Namun, dia optimis akan naik di atas 50 persen. Menurutnya, hal ini biasa. Asalkan kunci-kunci kemenangan tadi harus diterapkan dan harus ada perbaikan, salah satunya persoalan karet.
Jokowi juga menyentil isu-isu miring yang sering dialamatkan kepadanya dan sudah beredar di semua provinsi. Di antaranya, isu bahwa Jokowi PKI. Menurutnya, cara-cara yang tidak beretika harus segera diperbaiki dalam negara yang besar ini.
Menurutnya, sudah empat tahun dia diam. “Tapi sekarang, saya jawab. PKI dibubarkan tahun 1966. Lha, saya lahir tahun 1961, dan bahayanya enam persen masyarakat percaya dan sangat berbahaya. Ada isu pendamping D.N. Aidit saat pidato mirip saya. D.N. Aidit pidato tahun 1955, kok bisa saya jadi kadernya. Saya belum lahir,” kata Jokowi.
Soal antek asing, menurutnya, ini juga tidak benar, “Antek asing yang mana?”
Jokowi mengatakan, dia menjawab dengan tindakan. Blok Mahakam (eksploasi minyak) sudah puluhan tahun dikelola Perancis dan Jepang. Sekarang sudah dikembalikan 100 persen ke Pertamina. Blok Rokan 100 persen kembali ke Pertamina. Sebelumnya, Cevron (perusahaan Amerika) juga dikembalikan ke Pertamina 100 persen. Pemerintah kini memiliki 51 persen saham Freeport, yang semula hanya 9 persen.
Isu antek Aseng, berkaitan dengan tenaga kerja Cina. Pada tahun 2016, pemerintah RI tanda tangan dengan kerja sama wisatawan dengan Tiongkok karena semua negara berebut turis asing dari Tiongkok. Dan, Jokowi minta 10 ribu orang wisatwan dari Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
Tenaga kerja asing di Indonesia hanya 24 Ribu. Di negra lain, lebih banyak. UEA, sebanyak 80 persen tenaga kerjanya orang asing. Arab Saudi, 33 persen tenaga kerjanya orang asing. Indonesia yang jadi TKI 500 ribu orang yang legal. Di Malaysia, 2 juta TKI yang legal saja. Tenaga kerja kita di Cina sebanyak 80 ribu, di Hongkong 200 ribu.
“Isu kriminalisasi ulama, saya tiap hari bertemu ulama, setiap minggu masuk pesantren. Kalau tidak salah, nggak akan dihukum. Kalau salah, ya dihukum,” katanya.
Reporter: Suhardi Zulbani