PALEMBANG

3 Tips Sederhana Atasi Banjir

SIBERNAS.com, Palembang – Hujan  yang terjadi di Palembang pada Selasa, (13/11/2018) lalu yang mengakibatkan banjir di 18 titik menjadi pelajaran bagi pemerintah kota dan masyarakat. Diluar dari kondisi curah hujan yang tinggi di Kota Palembang, banyak faktor yang menyebabkan banjir melanda kota Palembang.

Ternyata program gotong royong bersama milik Walikota Palembang, H. Harnojoyo tidak cukup. Butuh kesadaran masyarakat untuk peduli kepada pengelolaan lingkungan sekitar.

Kepala Bidang tata lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan Kota Palembang, Reni Sefriany memberikan tips sederhana yang dapat diterapkan masyarakat, yang setidaknya mengurangi dampak cuaca ekstrem, seperti banjir.

Pertama, pengelolaan limbah yang salah dalam masyarakat, justru menyebabkan masalah lingkungan lainnya. Contohnya, limbah cair dari rumah, yang dibuang langsung ke drainase, justru menyebabkan sampah-sampah menumpuk di parit menutup jalan air mengalir hingga ke sungai. Oleh karena itu, perhatikan selalu drainase air disekitar.

“Kalo semua Masyarakat tidak melakukan pengelolaan pembuangan air, maka air yang kita gunakan juga akan mengalami penurunan kualitas karena tercampur bahan kimia dan sampah,” katanya.

Lihat Juga :  DPP LSM Gransi Desak Kejati Sumsel Tuntaskan Kasus Korupsi

Pemerintah kota Palembang baru-baru ini sedang melakukan pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), meski belum sekarang, namun manfaatnya akan terlihat dalam jangka panjang.

Kedua, masyarakat harus bijak mengolah sampah, salah satunya tidak melakukan pembakaran sampah. Hal ini karena fakta yang terjadi, pembakaran sampah justru menyebabkan dampak kerusakan lingkungan yang lebih besar lagi.

“Sampah yang dibakar menimbulkan asap yang naik ke atmosfer, jika terjadi terus menerus maka akan menimbulkan efek gas rumah kaca,” kata Reni.

Dalam prosesnya, membakar sampah dapat menimbulkan CO², dapat memperparah pemanasan global. Selain itu, jika terus menumpuk dan mengendap maka akan menjadi selimut bumi, gas Chlor yang dapat merusak atmosfer bumi berawal dari pelepasan penggunaan senyawa Cl itu di industri plastik sehari-hari.

Lihat Juga :  Gempita Desak Gubernur Sumsel Hentikan Aktivitas Tambang Yang Merusak Hutan di Kabupaten Muratara dan Muba

“Semakin banyak semakin tidak baik untuk makhluk bumi. Semakin banyak membakar sampah, semakin banyak penumpukan diatas. Hujan asam akan menyebabkan penyakit, tidak kondusif bagi lingkungan, cuaca semakin panas.

Tanaman akan kekeringan, air akan menguap, tapi jika menumpuk maka akan ada hujan ekstrem menimpa. Kaitannya banyak, dampaknya akan jangka panjang hingga anak cucu kita,” tambahnya.

Oleh karena itu juga yang menyebabkan cuaca ekstrem yang melanda Kota Palembang, bisa jadi akibat dari beberapa faktor diatas.

Ketiga, masyarakat tidak boleh berpikir lagi bahwa sampah akan musnah begitu saja ketika dibakar. Padahal, sampah organik dapat menjadi kompos bagi tanaman. Bedanya non-organik tidak bisa, plastik dan semacamnya tidak bisa hancur.

“Cara sederhananya dengan mengurangi penggunaan plastik sejak dini. Pikirkan, bahwa kita hidup bukan untuk hari ini saja, tapi untuk kehidupan selanjutnya,” kata Reni.

 

Reporter : Maya Citra Rosa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Contact Us