Uncategorized

“Pagar Alam Heritage Trail 2018”, Petualangan Alam dan Budaya

Selama tiga hari, peserta diajak menikmati beragam kegiatan yang seru dan menyenangkan. Seperti, lintas alam bersejarah untuk melihat dan mendapatkan pengetahuan tentang situs megalitik di daerah ini, menyusuri desa-desa tua, perkebunan teh dan kopi.

SIBERNAS.com, Palembang – Pecinta wisata petualangan dan budaya dapat menyalurkan hobinya “berburu” situs bersejarah sekaligus menjawab tantangan perjalanan menikmati alam di Kota Pagar Alam. Kesempatan ini diberikan dalam even Pagar Alam Heritage Trail 2018, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) yang bekerjasama dengan Pemprov Sumsel dan Pemkot Pagar Alam, 23-25 November mendatang.

Even ini merupakan ajang jelajah alam dengan melintasi kawasan di sekitar Gunung Dempo.  Selama tiga hari, peserta diajak menikmati beragam kegiatan yang seru dan menyenangkan. Seperti, lintas alam bersejarah untuk melihat dan mendapatkan pengetahuan tentang situs megalitik di daerah ini, menyusuri desa-desa tua, perkebunan teh dan kopi.

Makam Serunting Sakti di Dusun (kini Kelurahan) Plang Kenidai tahun 1931. Foto: Tropen Museum

Hari pertama, 23 November, ada ziarah Puyang Serunting Sakti di Kelurahan Pelang Kenidai. Mitos tentang Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah sangat terkenal  di wilayah Sumatera Selatan. Hampir semua daerah di provinsi ini mengenal si Pahit Lidah yang terkenal dengan kesaktian ucapannya.

Hari kedua, 24 November, digelar Pagar Alam Heritage Walk Trail. Para peserta diajak berjalan sejauh 6 km menyusuri trek  melewati perebunan teh, kopi, persawahan, situs megalitikum, jembatan gantung, dan perkampungan tradisional. Start dan finish lintas alam ini  di lapangan Vila MTQ Kota Pagar Alam.

Hari terakhir, 25 November, seluruh peserta dapat menikmati gelar budaya Kampung Plang Kenidai. Beragam kegiatan menarik, mulai dari atraksi dan sarasehan seni budaya, pertunjukan tari kebagh, guritan, pengolahan kopi tradisional, seduh kopi dan tradisi budaya Pantauan. Para peserta dapat mencicipi aneka kuliner khas Pagar Alam yang disajikan di rumah-rumah yang ada di Kampung Plang Kenidai ini.

Peserta Pagar Alam Heritage Trail 2018 ini ditargetkan mencapai lebih dari 600 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan masyarakat umum, pelajar, dan mahasiswa.  Para peserta juga berpeluang memenangi hadiah bernilai total dua puluh juta rupiah.

Pengenalan Sejarah Budaya

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Irene Camelyn Sinaga, mengatakan  bahwa Pagar Alam Heritage Trail 2018 merupakan bentuk pengenalan seni budaya, tradisi, dan situs bersejarah di Pagar Alam.  Para peserta dapat melihat keberadaan Megalit Tegurwangi, yang merupakan bukti keberadaan  manusia purba di Kota Pagar Alam, yang diperkirakan berasal dari tahun 5000-2500 SM. Megalit ini juga akan diusulkan untuk menjadi cagar budaya nasional.

Salah satu lintasan alam yang akan dilalui peserta “Pagar Alam Heritage Trail 2018”. Foto: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Sumsel

Untuk melestarikan budaya dan tradisi Sumatera Selatan, termasuk mengenalkan destinasi wisata provinsi ini, dapat dilakukan dengan beragam aktivitas menarik.  Apalagi, Kota Pagar Alam sudah terkenal dengan keindahan alamnya, tidak hanya dengan panorama Gunung Dempo. Terdapat air terjun seperti Cughup Tujuh Kenangan, Cughup Embun, Cughup Mangkok. Ada pula danau atau tebat, antara lain Tebat Gheban. Hamparan yang “dihias” serakan batu dari tradisi megalit dan hijaunya perkebunan teh menambah pesona itu.

“Daya tarik wisata Pagar Alam luar biasa, sehingga Pagar Alam bisa menjadi tujuan utama untuk menghabiskan akhir pekan di Sumatera Selatan,” ujar Irene, Rabu (14/11/2018).

Akses menuju Kota Pagar Alam semakin mudah, baik dengan menggunakan jalur darat maupun udara. Jika menggunakan  jalur darat, para pelancong dapat memilih mobil atau kereta api dari Palembang, yang berhenti di Lahat dan dilanjutkan perjalanan dengan mobil tak sampai satu jam. Jika ingin menggunakan pesawat, kini ada penerbangan langsung dari Palembang melalui Bandara Atung Bungsu.

Fasilitas akomodasi di kota ini juga sangat banyak, mulai dari hotel, vila, hingga homestay.  “Tersedia 380 kamar di Kota Pagar Alam. Ada hotel, vila, hingga homestay yang bisa dipilih untuk menikmati keindahan Kota Pagar Alam,” katanya.

Walikota Pagar Alam, Alpian Maskoni, menyambut baik kegiatan Pagar Alam Heritage Trail ini, terutama untuk mempromosikan Desa Adat Pelang Kenidai. Pelang Kenidai merupakan dusun yang dibangun oleh Puyang Serunting Sakti. Hingga saat ini, Pelang Kenidai masih menerapkan sistem adat dalam kesehariannya, terutama sistem jurai dengan kepala adat yang dikenal sebagai Jurai Tue.

“Terdapat enam belas rumah baghi yang dapat dikunjungi di desa ini. Di samping itu, berbagai atraksi menarik dapat disaksikan di temnpat ini.  Mulai dari tradisi pantauan, ngiroh kawe atau menyangrai kopi, hingga kerajinan dari akar bamb,” kata Alpian.

Bagi yang berminat mengikuti Pagar Alam Heritage Trail, dapat mendaftarkan diri di website www.pagaralamheritagetrail.com atau www.southsumatratourism.com . Untuk mengetahui update informasinya, dapat melihat langsung di akun instagram Pagaralam Heritage Trail dan Pesona Sriwijaya atau menghubungi narahubung via Telp/WA 08982030435 dan 081368189858.

Siaran Pers Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.