Uncategorized

Guru Digugu dan Ditiru

Tapi mengapa lagi pemerintah tidak pernah menanggapi aspirasi itu dengan perwujudan yang sesuai

Oleh : Ir. Salamah, MP [ Kepala Litbang SIT Al Furqon Palembang ]

Sibernas.com – Falsafah GURU “digugu dan ditiru”, menggambarkan betapa berat dan hakikinya tugas dan tanggungjawab guru. Ia harus  dapat dipercaya dan menjadi tauladan bagi murid dan masyarakat luas.

Pada saat seseorang memutuskan untuk memilih guru sebagai profesinya, sebenarnya ia telah memutuskan menjadi bagian dari kehidupan individu-individu yang dididiknya. Secara bawah sadar, anak didik berharap banyak kepada guru untuk mendapat berbagai pengetahuan dan kemampuan untuk bekal kehidupannya kemudian. Begitupun bagi orangtua,  masyarakat, dan negara. Bergitu berat tugas para guru.

iJka demikian, tentu guru hendaklah pula memperoleh perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Sebagai manusia biasa, guru tak dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab itu,  bila tidak ada perhatian baik kesejahteraannya bathin maupun materi yang ideal bagi mereka.

Lihat Juga: Pemimpin di Sumsel Harus Bisa Mengaji

Bila baru-baru ini ada aksi untuk rasa ribuan guru ke kantor Kepresidenan di Jakarta, tak lain untuk menuntut keadilan akan kesejahteraan tersebut. Mereka menunutut untuk dijadikan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebab para guru beranggapan dengan menjadikan guru honor jadi PNS berarti pemerintah memperhatikan tingkat kesejahteraan mereka. Baru setara itu pemahaman akan kesejahteraan.

Agaknya, wajarlah bila tuntutan itu muncul sehingga mereka datang bersama-sama ke Presiden untuk melakukan aksi tersebut. Mereka berharap pemerintah bisa merealisasikan problema guru yang dari tahun ke tahun selalu belum juga memperoleh respon yang baik.

Buktinya masalah kesejahteraan guru dan persoalan guru dengan statusnya, belum juga tuntas hingga kini.Sebenarnya begitu sederhana. Tapi  mengapa lagi pemerintah tidak pernah menanggapi aspirasi itu dengan perwujudan yang sesuai?

Kita semua harus maklum, bahwa di tangan gurulah pengembangan pendidikan kepribadian murid dan anak-anak bangsa agar sumber daya manusia Indonesia bisa berkualitas dan menembus tantangan kemajuan teknologi. Termasuk dapat mewujudkan terciptanya akhlak dan manusia yang beragama secara  takwa dan dapat maju bersama bangsa – bangsa lainnya di dunia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Contact Us