
Oleh: Bangun Lubis [ Pimred Sibernas.com ]
SIBERNAS.com – Begitu dahsyatnya Gempa bumi yang menenggelamkan sebuah desa di Palu dan Donggala yang menewaskan 2.000 manusia lebih dalam kurun waktu sekejab saja. Bila membawa pikiran kita kea lam yang kini telah luluhlantak itu, maka ternyata mudah bagi Allah untuk menghancurkan bumi ini.
Banyak bencana berupa gempa bumi dan tsunami yang berkekuatan 7,4 skala richter tetapi, dalam kurun waktu belakangan ini, kasus Palu dan Donggala adalah sebuah musibah yang begitu dahsyat. Sekejab saja ribuan orang hilang ditelan bumi dan rumah mereka pun ikut disapu bada dan ditelan bumi.
Banyak orang tak hanya mereka yang tingga di sana begitu trauma dengan bencana yang diturunkan Allah ini. Bahkan seorang bernama Rifaldi, dari Surabaya, sembari membawa kamera dengan mengabadikan sebuah desa yang tenggelam ditelan bumi, menangis tersedu-sedu menyaksikan gambaran mengerikan itu.
Bahkan Ilmuwan dunia kaget atas dahsyatnya tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tengah. Mereka tak menduga gempa yang mengguncang Donggala akhirnya memicu gelombang tsunami yang menghancurkan Palu.
Luhat Juga: Pertemuan Mewah IMF dan Indonesia
“Kami memperkirakan gempa itu mungkin memicu tsunami, tapi tidak sebesar itu,” sebut Jason Patton, pakar geofisika yang bekerja untuk perusahaan konsultan Temblor dan mengajar pada Humboldt State University di California, Amerika Serikat, seperti dilansir cNew York Times, Senin (1/10/2018). “Ketika peristiwa seperti ini terjadi, kita biasanya mendapati hal-hal yang belum pernah kita amati sebelumnya,” ujar Dr Patton. Kengerian bencana kali ini, membuat semua orang di dunia ini bertanya-tanya dan merasa kaget tiada tara.
*Datang Tak Beritahu*
Sekadar mengingatkan kita umat yang beriman, bahwa kematian ataupun bencana tidak pernah datang memberitahu terlebih dahulu. Kita saat lelap tidur, saat bekerja di sawah, di kantor, dan saat anak masih dalam pelukan, bencana datang dengan tiba-tiba. Meluluhlantakkan bumi dan menggulung setiap sisi yang dilewati badai, menunjukkan kepada kita untuk selalu bersiap diri.
Allah berfirman artinya;” Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuuraa: 30).
Oleh karena itu Umar bin Khattab RA, mengingatkan kejadian bencana yang datang pada masa itu, kepada penduduk Madinah ia berkata;, “Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi” Begitu takutnya Umar terhadap sebuah bencana. Teguran Allah maupun peringatan serta kemurkaan Allah, sehingga membuat bumi ini dibolak-balikkan Allah untuk mengingatkan umat manusia.
Maksiat yang merajalela belakangan ini, baik itu maksiat perzinaan, riba, pengingkaran atas kebenaran Allah telah membuat bencana di sana-sini. Haruslah kita merenung dan berusaha bertaubat dan kembali kejalan Allah.
Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, “Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia.
Di kalangan ulama mahsyur, jika terjadi gempa bumi, maka mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian’.” Sebuah kisah inspirasi mungkin bisa menjadi petunjuk sekaitan dengan surah dan hadits diatas.
Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya diatas tanah dan berkata, “Tenanglah … belum datang saatnya bagimu. “Lalu, Nabi SAW menoleh kearah para sahabat dan berkata, “Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah “berbuatlah supaya Allah ridha kepada kalian!”
Tiada lain kecuali memperbanyak ibadah dan meninggalkan segala kemaksiatan yang pernah dilakukan. Itulah suruhan Rasulullah kepada umat yang beriman. Karena bencana tidak datang di satu tempat saja. Dan Ia datang dengan tiba-tiba tanpa member tahu dahulu. Ketika datang begitu mengerikan, karena meluluhlantakkan bumi dan menewaskan umat manusia sebagaimana yang terjadi di negeri kita yang datang teah berulangkali.(*)